Maryam binti Imran -Ibu Nabi Isa as- sejak lahir sudah menjadi seorang anak yatim piatu dan dibesarkan oleh ibunya bernama Hannah, dan kehidupannya dijamin oleh Zakaria yang kemudian diserahkan oleh Ibunya untuk menjadi pelayan di suatu rumah suci, sehingga menjadilah ia sebagai Abidah (pertapa), menghabiskan waktu untuk beribadah dan berdoa di tempat itu.

Dan pada suatu  ketika, Zakaria datang untuk mengunjunginya dengan membawa makanan, tapi dia menemukan Maryam memiliki semua kebutuhan makanan dan minuman, dan Zakarya bertanya pada Maryam tentang dari mana makanan dan minum ini, dia menjawab: "Dari Allah swt".

Dan Allah juga Yang memberinya seorang putra tanpa harus tersentuh oleh laki-laki, di mana Allah swt mengirim malaikat Dalam wujud manusia untuk memberi tahu Maryam tentang tugas besar yang akan dia lakukan, dan Allah meniupkan ruh ke dalam rahim Maryam binti Imran, yang kelak akan melahirkan Nabi Isa as.
Baca Juga: Seperti Pohon: Mahabbah Kepada Sesama
Mariyam, Allah telah mengabadikan namanya dalam Al Qur'an sebagai kemulyaan, yang merupakan kesucian pribadinya bagi umat Islam bahkan non muslim.

Kehamilan Maryam 'Alaiha as Salam:
Mayoritas Ulama' berbeda pendapat dengan lamanya waktu yang dihabiskan oleh Bunda Mariyam. Dengan berdasarkan Hadits Nabi Muhammad, dibagi menjadi tiga pandangan yang berbeda:
  1. Kehamilan selama sembilan bulan: ini adalah pandangan sebagian besar ulama agama, apa kehamilan Mariam, seperti perempuan lain, yaitu sembilan bulan, karena Allah pun tidak menyebutkan dalam kitabnya. Kebiasaannya sendiri dianggap aneh atau berbeda dari wanita lain, selain itu dia juga menjauh dari orang-orang, apalagi setelah kelahiran Nabi Isa as, orang-orang banyak bertanya-tanya tentang siapa gerangan ayah dari bayi yang dilahirkan oleh Bunda Maryam itu, dan muncul berbagai macam kemukjizatan yang Allah turunkan untuk menjawab semuanya, namun tetap saja ada yang beriman dan ada yang inkar.
  2. Kehamilan selama delapan bulan: Para ilmuwan (ulama') menunjukkan bahwa bunda Maryam mengandung selama delapan bulan, karena sebagian besar dari mereka yang lahir di bulan kedelapan tidak hidup, dan dalam pendapat ini ada sebagai mu'jizat (keajaiban) sebagai penghormatan kepada Nabi Isa as.
  3. Kehamilan dan persalinan dalam satu waktu: ini adalah pendapat dari beberapa teolog dan ulama' bahasa, dalam al-Qur'an Allah swt berfirman: 

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Surat Maryam: 22-23).

Ulama' pada point ke tiga ini berpendapat bahwa jarak antara peniupan Malaikat Jibril hingga melahirkan hanya memakan waktu yang sesaat saja. Di sana (ayat 22) terdapat huruf fa' (ف) yang mana di sana menunjukan bahwa tidak adanya jarak dalam jangka yang lama, melainkan sebenatar dan sangat singkat.

Dipertegas lagi perbedaan dengan ayat:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)". (Al-Mu’minun: 12-13).

Pada ayat di atas terdapat kata Tsumma (ثم), tentu berbeda dengan Fa' (ف), di mana tsumma mengandung jarak waktu yang lama, bahkan dalam konteks kehamilan sampai melahirkan menempuh waktu hingga 9 bulan.

Itulah tadi tiga pendapat tentang lamanya Bunda Maryam mengandung Nabi Isa as, semoga bermanfa'at. Segala kebenaran hanya Allah swt yang tahu...
Semoga manfa'at.
 
Top