(Bentuk Manusia)
Membahas tentang manusia memang tidak ada habisnya, tentu bahasan tentangnya sebanyak jumlah manusia seluruhnya, sebagai apabila selesai satu maka akan tumbuh seribu dan dalam bentuk yang baru karena manusia tidak ada yang sama pada semua aspeknya.

Di mana dalam objek kajian kali ini adalah materil dan objek formal. Dimana kajian tentang manusia yang melihat pada gejala atau fenomena manusia, dan setruktur-struktur hakiki manusia yang sedalam-dalamnya yang berlaku selalu dan di mana-mana dan untuk siapa saja.

Anton Bakker (Antropologi Metafisik: 2004), manusia sebagai objek mempunyai dua aspek:


Pertama, Manusia selalu ingin dipahami se-ekstensi mungkin (dan dengan seluas mungkin), bukan hanya sifat dan gejala saja. Pemahaman manusia yang harus melingkari  semuanya, baik sifat, fi'li, dan semua pengertian pokok tentangnya yang mencakup secara keseluruhan.

Kedua, Manusia ingin dipahami se-intensif mungkin. Penyelidikan tentangnya tidak melulu tentang fungsi atau kegiatan manusia pada taraf tertentu saja, pada kelompoknya saja, pada intansinya saja, rasnya saja, melainkan juga dilihat upaya manusia (interaksi) dengan hal-hal atau makhluk-makhluk selain dirinya (baik gaib maupun nyata).
Baca Juga: Arabic Numbers (Filos)
Maka, dengan memandang segala aspek tersebut pembahasan manusia secara hakikiyah tidak menjadi parsial, melainkan menyeluruh (kaffah) secara ekstensif, yang juga meliputi seluruh taraf manusia secara intensif. Dan apabila pandangan terhadap manusia itu parsial, maka kesimpulan tentangnya pun juga akan parsial, bukan menyeluruh.

Tirtowening, 4 April 2018
 
Top